Latest Post

Lajnah Falakiyah Sidogiri Adakan Rukyat ke Gresik

Written By kodamayogyakarta on Rabu, 23 April 2014 | 22.13


Sudah menjadi agenda tahunan Pengurus Pondok Pesantren Sidogiri melakukan rukyat (melihat bulan tanggal satu) ke tempat-tempat yang mudah untuk menjangkau hilal. Sedikitnya tiga kali dalam setahun rukyat itu diagendakan oleh Pengurus PPS, antara lain ketika menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.
Guna merealisasikan program itu, Lajnah Falakiyah yang berada di bawah naungan Naib I Kuliah Syariah PPS mengadakan rukyat ke Balai Rukyat NU Bukit Condrodipo Desa Kembangan Kec. Kebomas Kab. Gresik pada Senin (31/3) sore kemarin.
Menurut penuturan Saiful Ulum, Naib I Kuliah Syariah, dilakukannya rukyat di sana karena tempat itu merupakan tempat yang strategis dan sering kali membuahkan hasil ketika melakukan rukyat.
Selain untuk menjalankan agenda tahunan tersebut, rukyat ini dilakukan juga sebagai ajang pembuktian benar tidaknya hasil garapan yang telah dilakukan oleh para peserta kursus falak PPS. “Rukyat ini untuk mempraktikkan secara langsung ilmu yang didapat oleh peserta kursus falak PPS sekaligus mentashih hasil garapan saat ikut kursus di PPS,” tutur As’ad, Koordinator II Lajnah Falakiyah Sidogiri (LFS).
Rukyat yang dilakukan kira-kira pukul 17:30 Wib  itu diikuti oleh + 60 orang yang terdiri dari peserta kursus falakiyah PPS baik yang senior atau yang junior, Pengurus Kuliah Syariah PPS dan beberapa guru PPS dengan dipandu oleh Sekretaris Tim Falak PPS, Tholhah Ma’ruf.
===
Penulis: Suaib Hasan

Tafsir Lain Konflik Gus Dur-Muhaimin


Surabaya, NU Online
Ketua Ikatan Alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang (Ikapete) M Mas'ud Adnan punya tafsir lain yang menarik soal konflik berkepanjangan antara almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan kubu Muhaimin Iskandar di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurut Mas'ud Adnan, konflik sengaja dicipta Gus Dur sebagai proses kaderisasi. Menurutnya, konflik antara Gus Dur dengan ketua umum PKB Muhaimin Iskandar yang memang sengaja dikonstruk oleh Gus Dur itu merupakan bagian dari dramaturgi. 

"Gus Dur harus dibedakan antara di panggung politik dengan di luar politik," kata Mas'ud, saat menjadi pembicara di bedah buku 'Gus Dur Ya PKB, PKB Ya Gus Dur' di ruang salsabila kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Akbar Timur 9 Surabaya, Sabtu (5/4).

Kesimpulan Mas'ud ini berdasarkan sebuah kejadian beberapa tahun lalu saat konflik terbuka antara dua tokoh ini ramai diberitakan di banyak media. 

Mas'ud bercerita, suatu ketika Gus Dur dan Muhaimin menghadiri undangan seorang kiai di sebuah wilayah di pegunungan. Kiai itu, cerita Mas'ud, bermaksud mendamaikan Gus Dur dan Muhaimin. Tapi upaya itu urung terjadi setelah Gus Dur menyampaikan bahwa tidak ada apa-apa antara dirinya dengan PKB maupun Muhaimin. 

"Menariknya, setelah pulang Gus Dur dan Muhaimin satu pesawat dan tidak apa-apa," paparnya di hadapan ratusan peserta bedah buku yang mayoritas terdiri dari kader-kader muda NU ini.

"Waktu itu pas ramai-ramainya koran memberitakan konflik keduanya," imbuh penulis beberapa buku tentang Gus Dur ini.

Alhasil, Mas'ud memahami bahwa konflik antara Gus Dur dan Muhaimin Cs tidak lebih dari sebuah dramaturgi 'politik' Gus Dur. "Jadi Gus Dur, antara di panggung politik dan tidak, berbeda. Ini sebetulnya tradisi di Tebuireng. Di Tebuireng, Gus Dur biasa gebrak-gebrak meja, tapi setelah itu tidak ada apa-apa," katanya.

Dramaturgi yang sengaja dicipta oleh Gus Dur itu, kata Mas'ud, adalah bagian dari kaderisasi kepemimpinan kepada kader-kadernya.

"Cara mendidik Gus Dur (kepada) kadernya (dengan cara) dibanting-banting seperti cara Nabi Khidir. Akhirnya, kader-kadernya tahan banting," Mas'ud menguraikan.

Buku 'Gus Dur Ya PKB, PKB Ya Gus Dur' itu berisi testimoni dari orang terdekat Gus Dur. Mereka adalah Much Munib Huda (asisten pribadi Gus Dur), Sulaiman (asisten pribadi Gus Dur 2001-akhir), Bambang Susanto (wartawan yang mengkoordinir media dalam berbagai kegiatan konferensi pers Gus Dur), dan Gus Yusuf (Pengasuh Pesantren Tegalrejo Magelang). 

Sulaiman yang hadir dalam bedah buku itu bersama Munib dan Bambang mengatakan, konflik sengaja dibangun Gus Dur sebagai bagian dari kaderisasi kepemimpinan. "Gus Dur sengaja mencipta konflik untuk mengkader kader-kadernya agar siap menjadi pemimpin," tandasnya. (Abdul Hadi JM/Anam)

Keindahan dibalik Kegagalan

Maha suci Allah I yang telah mencipta segala sesuatu pasti ada maksud, tak sia-sia keberadaanya. Termasuk menghadirkan kegagalan demi kegagalan dalam kehidupan seseorang. Bagi orang-orang sukses, setiap kesalahan, kemunduran, mungkin kebangkrutan dan kegagalan demi kegagalan merupakan guru terbaik yang akan mematangkan mental dan membimbing mereka menciptakan kesuksesan.Jika kita sudah menyadari bahwa segalanya dihadirkan pasti ada tujuan, termasuk kegagalan, maka apabila kita melakukan sebuah usaha lantas gagal maka bersyukurlah karena kita diberi kesempatan untuk berbenah. Pandanglah dari sudut pandang yang positif, maka kita akan melihat keindahan yang selama ini mungkin terlewatkan.Yah…kalau belum terbiasa, rasanya memang sangat berat, gagal kok disuruh mencari nilai positifnya.Tapi, saat emosi mulai redah dan stabil akibat kegagalan tersebut, sering kali yang dulu dianggap kegagalan ternyata menyimpan sejuta pembelajaran dan yang dulu dianggap masalah ternyata di kemudian hari malah jadi berkah. ” Oh, kemarin aku kalah tender ternyata ada masalah di balik tender itu…untung bukan aku yang menang..”. “Hemm…untung dulu aku ditolak jadi karyawan di perusahaan tersebut, jika diterima, mungkin saya tidak jadi orang sukses seperti sekarang ini..”Seperti kita ketahui, kegagalan itu adalah sebuah kata yang tidak enak untuk didengar, sesuatu yang tidak disukai dan setiap orang tidak menginginkannya.Tetapi seperti disebutkan di atas, kegagalan dicipta pasti ada hikmah yang tersembunyi. Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran dari keangkuhan, memperluas wawasan kita, mendekatkan diri kita kepada Allah I, mengajarkan kita menjadi gagah tatkala lengah dan menjadi berani ketika takut. Jhon F. Kennedy berkata, ” Hanya orang yang berani gagal total yang akan meraih sukses total.”  Jadi jangan takut gagal karena itu sama saja dengan takut sukses. Takut sukses? Adakah orang yang takut sukses?Menurut definisi Profesor Schein, takut sukses adalah perasaan yang mengajak kita untuk menghindari usaha setelah kita gagal. Inilah penyakit yang disebut takut sukses. Kita menjadikan kegagalan kita sebagai alasan atau pembenar untuk menghindari usaha yang merupakan syarat mutlak meraih keberhasilan. Konon, penyakit inilah yang paling banyak diderita oleh manusia. Kegagalan adalah keniscayaan dalam perjuangan meraih impian.Dengan menyadari keberadaan kegagalan, kita akan selalu optimis menatap masa depan. Bahkan sebenarnya kegagalan itu sangat penting bagi karier siapapun. Untuk menjadikan kegagalan sebagai sumber motivasi dalam meraih keberhasilan yang kita inginkan, maka kita perlu membuka pikiran dengan pilihan. Ada banyak cara dan pintu untuk mencapai tujuan, banyak jalan menuju Mekah. Karena itu jangan digelapkan oleh satu cara yang sudah nyata-nyata gagal. Kalau satu cara gagal bukan berarti cara lain sudah tertutup dan itu adalah akhir segalanya. Masih banyak opsi dan pilihan yang bisa kita lakukan.Allah I berfirman yang artinya, “Dan Ya’kub berkata: Hai anak-anakku, janganlah kalian bersama-sama memasuki dari satu pintu gerbang, masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlainan, namun demikian aku tiada dapat melepaskan kalian barang sedikitpun dari takdir Allah I. Keputusan menetapkan sesuatu hanyalah hak Allah I. Kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri.” (QS. Yusuf : 67)   Dengan kegagalan Allah I  memberikan tahap pembelajaran, mematangkan mental, emosional dan spiritual kita. Kegagalan adalah tangga-tangga menuju puncak kesuksesan. Itulah indahnya kegagalan yang dapat membiaskan pengalaman-pengalaman yang mempesona, sebagai modal kehidupan dalam pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Rahman. Semoga. 
Penulis: H.M. Masykuri Abdurrahman

Benturan NU-PKI


Jepara, NU Online
Buku putih “Benturan NU-PKI 1948-1965” karya Abdul Mun’im DZ layak dijadikan acuan bagi warga NU dari PBNU hingga PRNU. Hal itu dikemukakan KH Asyhari Syamsuri Ketua PCNU Jepara dalam bedah buku yang dilaksanakan PC Lakpesdam NU bertempat di Gedung NU, Ahad (20/4) malam.

Menurutnya, peserta bedah buku seyogyanya bisa meneruskan substansi buku kepada warga NU yang lain. “Hingga tingkatan PRNU buku ini perlu disosialisasikan agar mereka paham yang sesungguhnya,” katanya.

Hal itu diamini penulis buku, Abdul Mun’im DZ yang berkesempatan hadir. Wakil Sekjend PBNU itu menilai terkait tragedi 65 banyak penelitian dan buku memojokkan NU. “Buku ini sebagai bentuk NU mengklarifikasi sejarah,” katanya.

Sebab, suatu ketika sekelompok anak muda NU menemuinya dan beranggapan “NU” telah berdosa membantai mereka (PKI, red). “Pandangan anak-anak kita yang seperti ini karena banyak bacaan yang jelas-jelas menyudutkan NU,” jelasnya.

H Hisyam Zamroni, Sekretaris Jatman Jepara menyatakan NU (Banser, red) sebagaimana ditulis disalah satu media sebagai sosok nan beringas. Menanggapi hal itu, Hisyam menegaskan NU tidaklah demikian. “Jamiyyah NU yang dikomandoi kiai tentu akan hat-hati dalam bertindak. Jika ada aksi kiai baru akan menunjukkan reaksinya,” tegasnya.

Hal lain diuraikan Lufti Rahman. Sekretaris PCNU Jepara tersebut menyebut buku karya Mun’im layak jadi pedoman warga NU karena yang ditulis berdasarkan fakta. Namun yang menjadi catatan lanjut Lutfi perlu ada pencairan isi buku.

“Tragedi 65 di Jawa Tengah dan Jawa Timur, misalnya tentu punya perbedaan. Dari ragam pengakuan, penelitian yang lebih mendalam buku akan lebih obyektif dalam menguak sejarah dan tidak sekadar menyudutkan,” imbuhnya.

Koordinator kegiatan, Lukman Hakim menyatakan kegiatan dilaksanakan dalam memperingati Harlah Lakpesdam NU ke-29. “Harapan kami dengan bedah buku ini warga NU tidak sepotong-potong dalam memahami benturan NU dan PKI,” harap Litbang PC Lakpesdam NU Jepara. (Syaiful Mustaqim/Anam)

doa

Written By kodamayogyakarta on Rabu, 09 April 2014 | 02.58

doa maia


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. YAYASAN KODAMA YOGYAKARTA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger