Home » » Penggerak Tubuh KODAMA

Penggerak Tubuh KODAMA

Written By kodamayogyakarta on Sabtu, 03 Mei 2014 | 21.52



31 tahun yang lalu, KODAMA (Korp Dakwah Mahasiswa) terbentuk guna mewadahi Mahasiswa untuk berdakwah di masyarakat. Pada awalnya, KODAMA bukanlah organisasi yang terbentuk secara tunggal, akan tetapi keberadaannya adalah buah pemikiran dan ide para aktivis PMII rayon Krapyak (Munawir Affandi, Hasbullah, dkk). Meskipun dalam praktek selanjutnya, KODAMA menjadi organisasi tunggal. Hal ini muncul karena kegigihan orang-orang yang di dalamnya untuk berdakwah di masyarakat tanpa harus berpayungkan PMII rayon Krapyak, yang tidak mampu bertahan dan hancur. Alhasil, KODAMA masih menunjukkan eksistensinya hingga sekarang.
Dalam pergerakannya sebagai organisasi dakwah, KODAMA diharapkan dapat mencetak pribadi yang mampu mengolah dan mengeksplorasi diri dengan benar, baik secara naluriah dan fitrah. Sehingga dengan berorganisasi, seseorang akan terlatih hidup berjama’ah atau bersosial baik dengan orang lain. Karena secara psikologis, seseorang akan menjadi pribadi yang mampu menempatkan diri dan kapan harus menjadi mahkluk individu dan makhluk sosial.
Berhasil tidaknya KODAMA sebagai organisasi, ditentukan oleh berbagai komponen dalam sebuah organisasi. Salah satu komponen terpenting dalam organisasi adalah adanya pemimpin. Di KODAMA sendiri, seorang pemimpin (ketua) dipilih oleh Pembina dalam rapat musyawarah anggota. Namun sebelumnya, pengurus akan mengajukan beberapa kandidat yang dinilai cakap dalam mengkoordinir anggota,  siap berkhidmah, pernah mengikuti LKD (Latihan Kader Dakwah), aktif menjadi anggota KODAMA minimal dua tahun dan juga mampu menempatkan diri dengan baik di masyarakat. Sedangkan masa khidmahnya berdasarkan UU No.1X tahun 2009 Yayasan KODAMA adalah lima tahun. Akan tetapi dalam prakteknya bersifat fleksibel. Fleksibel di sini bukan berarti melawan UU, tetapi hal ini semata-mata supaya tidak menekan dan mengekang anggota KODAMA yang mayoritas mahasiswa luar daerah.
Jamilludin, S.Sos.I, ketua KODAMA (2011-2014) mengaku akan melepas kalung jabatannya pada akhir juni 2014. Ditanya tentang keikutsertaannya terhadap berbagai program di KODAMA, ia mengaku tidak bekerja sendiri. Melainkan bersama jajaran pengurus KODAMA, yaitu wakilnya yaitu Gugun el-Guyanie, sekretaris dan wakil sekretaris, Fathul Anas dan Qori ‘Aina, bagian keuangan, Bahruddin dan Syamsul Alam, serta dibantu oleh beberapa anggota lainnya.
Pada masa kepengurusan tahun ini, KODAMA memiliki tiga progam andalan, yaitu Madrasah Diniyah, yang dipegang oleh Muhammadun, Lembaga Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat (LDPM) diketuai oleh Muhammad Muqtadir, dan Lembaga Kajian-Jaringan (LKJ) yang dimotori oleh Arip Hidayat. Ketiganya beratanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan progam organisasi KODAMA. Progam yang tidak kalah unggul dan terlihat istimewa adalah progam Ramadhan. Dari KODAMA akan dikirim da’i-da’i yang siap membaur dengan masyarakat untuk berdakwah mengisi dan menyemarakkan bulan Ramadhan.
Meskipun begitu, Bapak Jamiludin, begitu anggota KODAMA memanggilnya, merasa miris akan semangat anggotanya yang kini semakin pudar. Oleh karena itu, ia bersama kawan-kawan seperjuangan mendekati para pengasuh Pondok Pesantren Krapyak seperti Gus Endar dan K.H. Hilmi Muhammad, agar berkenan mengarahkan santrinya untuk bergerak di KODAMA. Beliau para pengasuh menyanggupinya selama tidak mengganggu aktivitas pesantren. Diakui olehnya tugas utama KODAMA secara umum adalah mengangkat kembali kiprah pesantren Krapyak kepada masyarakat sekitar. Karena keduanya saling berkesinambungan. Bahkan, pada masa K.H. Ali Ma’sum, setiap santri dianjurkan mengikuti KODAMA agar dapat terjun di masyarakat. Pada awalnya para santri merasa tidak mampu, tetapi mereka mau belajar dan terus belajar sehingga akhirnya pun berani berpidato di masyarakat.
            Dari tarik ulur pesantren dan KODAMA, maka kualitas keduanya dapat saling terlihat dan berkembang. Jika KODAMA maju, maka pesantren juga maju. Begitu juga sebaliknya. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri, karena mayoritas anggota KODAMA adalah santri Krapyak, meskipun banyak juga yang berasal dari masyarakat sekitar.
Kegiatan menghidupkan kembali nuansa semangat KODAMA dalam berdakwah, diyakininya akan berhasil. Bapak Ketua percaya bahwa tenaga dan pikiran-pikiran yang dicurahkan para santri Krapyak akan membawa KODAMA menjadi lebih baik dan lebih semakin baik. Ia juga yakin manfaat mengikuti kegiatan ini setelah keluar dari KODAMA era selanjutnya. Kepada generasi-generasi saat ini, ia berpesan untuk lebih semangat lagi berdakwah melalui KODAMA. []Sulistyoningsih
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. YAYASAN KODAMA YOGYAKARTA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger